MARATUA —Adanya berita yang dimuat media lokal beberapa waktu lalu, akan dilakukan penutupan dan pembongkaran jembatan lama akses Menuju danau Ubur-Ubur di pulau kakaban yang terletak di daerah selatan pulau kakaban kecamatan Maratua.
Membuat sebagian warga yang ada di kecamatan Maratua dan Pulau Derawan yang Kesehariannya bekerja sebagai pembawa pariwisata yang juga merupakan sumber utama dalam mencari nafkah.
Salah seorang warga yakni Mardin dari Pulau Derawan kepada media ini kemarin Rabu (21/8/2024), mengatakan bahwa puluhan Drever Speed Yang ada di Pulau Derawan dan Maratua serta Drever Speed dari Tarakan merasa kecewa dengan Pemerintah Daerah (Pemkab) Berau dalam hal ini Dinas Pariwisata (Dispar) Berau yang mengatakan di media akan menutup dan membongkar jembatan yang ada di Pulau Kakaban yang lama.
“Kami keberatan dengan adanya kata-kata tersebut, ini adalah mata pencaharian kami sehari-hari. Sebagai warga Berau yang ada di pesisir seharusnya instansi terkait mengundang kami para Drever Speed membicarakan hal tersebut.
Karena jika jembatan lama diwilayah selatan Pulau Kakaban yang masuk kampung payung-payung kecamatan Maratua, pada waktu musim angin Utara, mereka tidak bisa membawa tamu untuk berkunjung ke danau Ubur-Ubur.
Karena jembatan yang berada di wilayah Utara pulau Kakaban yakni di Kehe Daing tidak bisa dipakai untuk menurunkan tamu karena gelombang yang cukup deras, sehingganya speed boat baik yang ukuran kecil dan besar tidak bisa bersandar di jembatan 2 yang baru dibangun, hal ini bisa membuat Speed boat rusak dan kesempatan penumpang sangat berbahaya.
Dengan adanya rencana penutupan dan pembongkaran yang ada di wilayah selatan, akan berpengaruh dengan perputaran pada kemajuan dan kunjungan pariwisata kabupaten Berau.
” Kami warga yang ada di wilayah pesisir kecamatan Pulau Derawan dan Maratua mengharapkan agar penutupan dan pembongkaran jembatan lama tidak perlu dilakukan.
Padahal jika jembatan lama diperbaiki dengan anggaran pemkab Berau kemarin malah lebih bagus, Dengan anggaran yang besar membuat jembatan baru. Padahal bisa saja pemkab Berau memperbaiki jembatan yang lama dan memperindah akses masuk ke danau Ubur-Ubur”jelas Mardin.
Sebanyak 250 Drever Speed boat yang sehari-harinya mencari nafkah menolak penutupan dan pembayaran jembatan yang lama. Sekiranya Pemkab Berau yakni ibu bupati dan wakil anggota DPRD Berau khususnya yang berada di wilayah pesisir mendengar keluhan warganya.
Dirinya menghimbau, agar jangan mengambil keputusan tanpa mengetahui situasi yang ada di pesisir pantai khususnya Menuju Danau Ubur-Ubur Yang ada di Pulau Kakaban kampung payung-payung kecamatan Maratua.
(Abdul Hasan).