TANJUNG REDEB, – Putera pertama dari mendiang Adji Raden Muhammad Bahrul Hadie dan permaisuri kesultanan Gunung Tabur, Adji Awang Idris, pada saat ini sebagai sosok terkuat dalam upaya meneruskan tahta selepas peninggalan mendiang sultan ke-9.
Diketahui bersama bahwa Adji Awang Idris adalah anak pertama dari sultan ke-9 itu, akan meneruskan tahta kesultanan yang sudah di tinggalkan mendiang Adji Raden Muhammad Bahrul Hadie dalam beberapa waktu yang lalu.
Setelah kematian ayahnya, yaitu Adji Raden Muhammad Bahrul Hadie, tahta kesultanan Gunung Tabur yang seharusnya dimiliki oleh Adji Awang Idris. Namun, tahta Kesultanan Gunung Tabur kini jadi polemik pasca akan dilakukannya rapat musyawarah keluarga Kesultanan. Jumat (2/8/24).
Berdasarkan rilis berita sebelumnya yang diterbitkan, dari Kerabat Kesultanan Gunung tabur menyatakan akan melalui mekanisme pemilihan yang dirasa akan menghilangkan marwah kesultanan itu sendiri.
Adji Awang Idris, menyayangkan bahwa mediang ayahanda nya belum genap 100 hari mendiang ayahanda Adji Raden Muhammad Bahrul Hadie meninggal. Namun, dari pihak kerabat keluarga mengelar rapat musyawarah dalam membahas tahta sultan ke-10 nanti.
Dalam pemaparan nya, Adji Awang Idris merasa kecewa terhadap kerabat keluarga terkait rapat musyawarah keluarga dalam membahas tahta sultan ke-10, yang dianggap tidak menghargai keluarga dari mendiang Adji Raden Muhammad Bahrul Hadie yang baru saja mangkat dan belom genap 100 nya,“Ungkapnya
Dan ditambah lagi dalam pembahas tahta sultan ke-10 tersebut adanya wacana untuk menggunakan mekanisme sistem pemilihan,“Tambahnya.
“Saya selaku anak tertua almarhum mengharapakan proses penetapan penerus tahta kesultanan ini dapat melalui proses musyawarah para tetua kerabat kesultanan untuk mencapai kata mufakat. Untuk menjaga tali silaturahmi kerabat tetap era dan tidak ada perpecahan,“Pungkasnya.
(Tim).